AI Vibe Coding: Ketika Shortcut Tanpa Skill Menghancurkan Karier
- account_circle SaidWP - Blog
- calendar_month Selasa, 29 Jul 2025
- visibility 137
- comment 0 komentar

AI Vibe Coding: Ketika Shortcut Tanpa Skill Bisa Menghancurkan Karier Developer Junior
Di era AI yang makin canggih, siapa sih yang gak tergoda untuk kerja lebih cepat dan efisien?
Tapi hati-hati. Di balik kenyamanan AI Vibe Coding, ada risiko besar yang sedang mengintai — khususnya buat kamu yang baru mulai karier sebagai developer.
Disclaimer: Artikel ini adalah terjemahan dan adaptasi dari tulisan Kaustubh Saini di FinalRoundAI.com. Tujuan kami hanya untuk edukasi dan membantu pembaca Indonesia memahami isu penting ini.
Apa Itu AI Vibe Coding?
AI Vibe Coding adalah istilah buat gaya ngoding “tanpa benar-benar ngoding.” Kamu cukup mendeskripsikan kebutuhan aplikasi ke AI (seperti ChatGPT, Cursor, atau Copilot), dan voila, kode jadi otomatis.
Awalnya, konsep ini dipakai buat proyek iseng akhir pekan. Tapi sekarang, banyak yang menjadikannya metode utama membangun produk.
Tanpa debugging, tanpa belajar konsep, dan kadang bahkan tanpa tahu apa yang terjadi di balik layar.
Kenapa Developer Junior Terpikat?
Jawabannya simpel: karena realita dunia kerja makin keras.
- 94.000 pekerja tech di-PHK di 2025
- Lowongan dev di AS turun 70%
- Saingan makin banyak, skill makin dibutuhkan
Di tengah tekanan ini, vibe coding tampak seperti penyelamat. Gak perlu ngoding ribet, tinggal minta ke AI. Tapi justru di sinilah masalahnya bermula.
Baca referensi: https://www.finalroundai.com/blog/ai-tech-layoffs-mid-2025
Ilusi Produktivitas dari AI
Sebuah studi METR 2025 menunjukkan bahwa AI bukannya mempercepat, malah menurunkan produktivitas developer senior sebesar 19%. Ironisnya? Mereka justru merasa performanya naik 20%.
Ini menunjukkan adanya gap besar antara persepsi dan realita. Proses review, debugging, dan prompt ulang justru menyita waktu lebih banyak dari yang disangka.
Baca referensi: https://arxiv.org/abs/2507.09089
Ketika AI Vibe Coding Gagal Total
Contoh paling nyata datang dari developer indie yang membangun SaaS full menggunakan AI tanpa sentuhan tangan.

Awalnya ia pamer:
“SaaS saya dibangun 100% pakai Cursor. Tanpa nulis kode.”
Tak lama kemudian:
- API bocor
- Sistem billing bisa dibypass
- Database kacau
Karena gak paham kodenya, dia gak bisa debug. Akhirnya… proyek tutup. Ini bukan kisah fiksi, ini nyata. Dan banyak vibe coder lain mungkin menuju ke arah yang sama.
Baca referensi: https://x.com/leojr94_/status/1901560276488511759
Masalah Terbesar: Kamu Gak Belajar Apa-Apa
Vibe coding cenderung melompati proses belajar. Padahal skill fundamental seperti:
- Debugging
- System architecture
- Code review
- Security & scalability
- Konsep dasar pemrograman
…semua itu justru fondasi yang harus dibangun dulu. Tanpa itu, kamu cuma jadi code operator, bukan problem solver.
AI = Alat, Bukan Otak Kedua
AI bukan pengganti otakmu. Tapi kalau kamu tahu caranya, AI bisa jadi sayapmu.
AI terbaik adalah yang digunakan oleh developer yang sudah paham konteksnya. Misalnya:
- Kamu tahu dasar CSS → AI bantu styling lebih cepat
- Kamu ngerti auth flow → AI bantu implementasi JWT
- Kamu ngerti struktur API → AI bantu dokumentasi
Tapi kalau kamu belum ngerti? Maka hasil AI bisa jadi jebakan. Gak bisa di-debug, gak bisa dimodifikasi, dan gak tahu kenapa itu dibangun begitu.
Risiko Jangka Panjang dari Vibe Coding

Kalau terus dilakukan tanpa pemahaman:
- Skill kamu stagnan
- Aplikasi rawan jebol
- Technical debt menumpuk
- Dokumentasi gak jelas
- Legacy code tanpa arah
Bahkan ada istilah baru: Digital Archaeology. Programmer di masa depan bakal kayak arkeolog, nebak-nebak kenapa kode AI dibuat begitu, karena gak ada logika atau dokumentasi yang jelas.
Baca referensi:
– https://x.com/karpathy/status/1886192184808149383
– https://techcrunch.com/2025/03/06/a-quarter-of-startups-in-ycs-current-cohort-have-codebases-that-are-almost-entirely-ai-generated/
Lalu Gimana Solusi yang Bijak?
Bukan berarti kamu harus stop pakai AI. Tapi:
Gunakan AI dengan cara ini:
- Latihan coding tanpa AI secara rutin
- Review semua output AI dan pelajari kenapa begitu
- Tambahkan komentar penjelas untuk setiap kode
- Pelajari cara AI menyelesaikan masalah → ambil logikanya
- Fokus ke skill manusia: debugging, security, architecture
Jangan Jadi Korban Shortcut
Vibe coding memang menggoda. Tapi shortcut gak pernah benar-benar gratis. Yang jadi korban paling besar adalah kamu yang baru mulai, yang harusnya lagi menanam, bukan langsung memanen hasil instan.
Kalau kamu pengen bertahan di dunia tech, kamu harus bisa lebih dari sekadar “mengandalkan AI.” Kamu harus ngerti kenapa kodenya begitu, bagaimana sistemnya bekerja, dan gimana ngatasin error yang gak dijelaskan AI.
Kalau kamu serius ingin membangun skill, portfolio, atau produk digital, yuk bareng-bareng belajar dan berkembang.
Tim saidwp.com siap bantu:
- Bikin website WordPress
- Setup server & VPS
- Migrasi aman dari shared hosting
Maintenance sistem kamu biar gak cuma vibe, tapi juga tahan banting.
Penutup: Yang Ngebut Belum Tentu Sampai Duluan
Kalau semua orang bisa bikin aplikasi dengan AI, maka tantangannya bukan lagi bikin aplikasi, tapi bikin aplikasi yang aman, scalable, dan bisa di-maintain.
Dan semua itu… butuh skill yang nyata.
AI bisa bantu kamu terbang. Tapi kamu harus tahu dulu cara mendarat.
Kalau kamu suka artikel ini, bagikan ke teman dev yang lagi tergoda “vibes”. Siapa tahu kamu baru aja nyelametin masa depan mereka. 😉
- Penulis: SaidWP - Blog
Saat ini belum ada komentar