Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Tech & Trends » AI Vibe Coding: Ketika Shortcut Tanpa Skill Menghancurkan Karier

AI Vibe Coding: Ketika Shortcut Tanpa Skill Menghancurkan Karier

  • account_circle SaidWP - Blog
  • calendar_month Selasa, 29 Jul 2025
  • visibility 405
  • comment 0 komentar

AI Vibe Coding: Ketika Shortcut Tanpa Skill Bisa Menghancurkan Karier Developer Junior

Di era AI yang makin canggih, siapa sih yang gak tergoda untuk kerja lebih cepat dan efisien?

Tapi hati-hati. Di balik kenyamanan AI Vibe Coding, ada risiko besar yang sedang mengintai — khususnya buat kamu yang baru mulai karier sebagai developer.

Disclaimer: Artikel ini adalah terjemahan dan adaptasi dari tulisan Kaustubh Saini di FinalRoundAI.com. Tujuan kami hanya untuk edukasi dan membantu pembaca Indonesia memahami isu penting ini.

Apa Itu AI Vibe Coding?

AI Vibe Coding adalah istilah buat gaya ngoding “tanpa benar-benar ngoding.” Kamu cukup mendeskripsikan kebutuhan aplikasi ke AI (seperti ChatGPT, Cursor, atau Copilot), dan voila, kode jadi otomatis.

Awalnya, konsep ini dipakai buat proyek iseng akhir pekan. Tapi sekarang, banyak yang menjadikannya metode utama membangun produk.

Tanpa debugging, tanpa belajar konsep, dan kadang bahkan tanpa tahu apa yang terjadi di balik layar.

Kenapa Developer Junior Terpikat?

Jawabannya simpel: karena realita dunia kerja makin keras.

  • 94.000 pekerja tech di-PHK di 2025
  • Lowongan dev di AS turun 70%
  • Saingan makin banyak, skill makin dibutuhkan

Di tengah tekanan ini, vibe coding tampak seperti penyelamat. Gak perlu ngoding ribet, tinggal minta ke AI. Tapi justru di sinilah masalahnya bermula.

Baca referensi: https://www.finalroundai.com/blog/ai-tech-layoffs-mid-2025

Ilusi Produktivitas dari AI

Sebuah studi METR 2025 menunjukkan bahwa AI bukannya mempercepat, malah menurunkan produktivitas developer senior sebesar 19%. Ironisnya? Mereka justru merasa performanya naik 20%.

Ini menunjukkan adanya gap besar antara persepsi dan realita. Proses review, debugging, dan prompt ulang justru menyita waktu lebih banyak dari yang disangka.

Baca referensi: https://arxiv.org/abs/2507.09089

Ketika AI Vibe Coding Gagal Total

Contoh paling nyata datang dari developer indie yang membangun SaaS full menggunakan AI tanpa sentuhan tangan.

AI Vibe Coding

Awalnya ia pamer:

“SaaS saya dibangun 100% pakai Cursor. Tanpa nulis kode.”

Tak lama kemudian:

  • API bocor
  • Sistem billing bisa dibypass
  • Database kacau

Karena gak paham kodenya, dia gak bisa debug. Akhirnya… proyek tutup. Ini bukan kisah fiksi, ini nyata. Dan banyak vibe coder lain mungkin menuju ke arah yang sama.

Baca referensi: https://x.com/leojr94_/status/1901560276488511759

Masalah Terbesar: Kamu Gak Belajar Apa-Apa

Vibe coding cenderung melompati proses belajar. Padahal skill fundamental seperti:

  • Debugging
  • System architecture
  • Code review
  • Security & scalability
  • Konsep dasar pemrograman

…semua itu justru fondasi yang harus dibangun dulu. Tanpa itu, kamu cuma jadi code operator, bukan problem solver.

AI = Alat, Bukan Otak Kedua

AI bukan pengganti otakmu. Tapi kalau kamu tahu caranya, AI bisa jadi sayapmu.

AI terbaik adalah yang digunakan oleh developer yang sudah paham konteksnya. Misalnya:

  • Kamu tahu dasar CSS → AI bantu styling lebih cepat
  • Kamu ngerti auth flow → AI bantu implementasi JWT
  • Kamu ngerti struktur API → AI bantu dokumentasi

Tapi kalau kamu belum ngerti? Maka hasil AI bisa jadi jebakan. Gak bisa di-debug, gak bisa dimodifikasi, dan gak tahu kenapa itu dibangun begitu.

Risiko Jangka Panjang dari Vibe Coding

AI Vibe Coding

Kalau terus dilakukan tanpa pemahaman:

  • Skill kamu stagnan
  • Aplikasi rawan jebol
  • Technical debt menumpuk
  • Dokumentasi gak jelas
  • Legacy code tanpa arah

Bahkan ada istilah baru: Digital Archaeology. Programmer di masa depan bakal kayak arkeolog, nebak-nebak kenapa kode AI dibuat begitu, karena gak ada logika atau dokumentasi yang jelas.

Baca referensi:
https://x.com/karpathy/status/1886192184808149383
– https://techcrunch.com/2025/03/06/a-quarter-of-startups-in-ycs-current-cohort-have-codebases-that-are-almost-entirely-ai-generated/

Lalu Gimana Solusi yang Bijak?

Bukan berarti kamu harus stop pakai AI. Tapi:

Gunakan AI dengan cara ini:

  • Latihan coding tanpa AI secara rutin
  • Review semua output AI dan pelajari kenapa begitu
  • Tambahkan komentar penjelas untuk setiap kode
  • Pelajari cara AI menyelesaikan masalah → ambil logikanya
  • Fokus ke skill manusia: debugging, security, architecture

Jangan Jadi Korban Shortcut

Vibe coding memang menggoda. Tapi shortcut gak pernah benar-benar gratis. Yang jadi korban paling besar adalah kamu yang baru mulai, yang harusnya lagi menanam, bukan langsung memanen hasil instan.

Kalau kamu pengen bertahan di dunia tech, kamu harus bisa lebih dari sekadar “mengandalkan AI.” Kamu harus ngerti kenapa kodenya begitu, bagaimana sistemnya bekerja, dan gimana ngatasin error yang gak dijelaskan AI.

Kalau kamu serius ingin membangun skill, portfolio, atau produk digital, yuk bareng-bareng belajar dan berkembang.

Tim saidwp.com siap bantu:

  • Bikin website WordPress
  • Setup server & VPS
  • Migrasi aman dari shared hosting

Maintenance sistem kamu biar gak cuma vibe, tapi juga tahan banting.

Penutup: Yang Ngebut Belum Tentu Sampai Duluan

Kalau semua orang bisa bikin aplikasi dengan AI, maka tantangannya bukan lagi bikin aplikasi, tapi bikin aplikasi yang aman, scalable, dan bisa di-maintain.

Dan semua itu… butuh skill yang nyata.

AI bisa bantu kamu terbang. Tapi kamu harus tahu dulu cara mendarat.

Kalau kamu suka artikel ini, bagikan ke teman dev yang lagi tergoda “vibes”. Siapa tahu kamu baru aja nyelametin masa depan mereka. 😉

  • Penulis: SaidWP - Blog

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi


Rekomendasi Untuk Anda

  • OnlyOffice Desktop Editors v9.0 11:12 Play Button

    OnlyOffice Desktop Editors v9.0 Rilis! Fitur Baru dan Update yang Wajib Dicoba

    • calendar_month Senin, 23 Jun 2025
    • account_circle SaidWP - Blog
    • visibility 812
    • 0Komentar

    OnlyOffice Desktop Editors v9.0: Lebih Cepat, Lebih Kuat, Lebih Efisien Baru aja nih, OnlyOffice meluncurkan versi terbaru dari aplikasi desktop mereka, Desktop Editors v9.0! Buat kalian yang sering kerja dengan dokumen, spreadsheet, atau presentasi, update ini beneran worth it buat dicoba. Dari peningkatan kecepatan, dukungan format file yang lebih luas, sampe fitur kolaborasi yang lebih […]

  • Gemini CLI
    Ai

    Gemini CLI: Agen AI Open Source yang Bikin Kamu Makin Sakti

    • calendar_month Kamis, 26 Jun 2025
    • account_circle SaidWP - Blog
    • visibility 410
    • 0Komentar

    Gemini CLI adalah angin segar buat para developer yang udah betah ngoding di terminal. Buat sebagian orang, terminal itu bukan sekadar alat, tapi rumah. Dan sekarang, rumah itu bisa ditempati juga sama AI dari Google. Yap, Gemini CLI ini bukan sekadar alat bantu ngoding, tapi bisa jadi asisten pribadi kamu di command line. Mulai dari […]

  • frontend vs backend developer

    Frontend vs Backend Developer: Antara Desain Mewah dan Realita Server 🤯

    • calendar_month Selasa, 22 Apr 2025
    • account_circle Groknesia - Meme
    • visibility 329
    • 0Komentar

    🧠 Penjelasan Meme Frontend vs Backend Developer – Meme ini menggambarkan perasaan backend developer saat menerima desain frontend yang “cantik”, “kreatif”, dan penuh efek… …tapi realitanya bikin backend harus mengatur logika, API, validasi, caching, dan keamanan seindah mungkin — tanpa membuat server terbakar. 🔥 🎭 Konteks Meme Berikut beberapa narasi yang cocok menggambarkan meme ini: […]

  • linux 34 tahun

    Linux 34 Tahun: Lebih dari sekedar “hobi”

    • calendar_month Selasa, 26 Agt 2025
    • account_circle SaidWP - Blog
    • visibility 172
    • 0Komentar

    Kemarin, 25 Agustus 2025, Linux resmi berusia 34 tahun. Tanggal ini merujuk pada pengumuman Linus Torvalds di newsgroup comp.os.minix, posting “just a hobby” yang jadi titik nol perjalanan Linux.  Sebagian orang juga merayakan pada 17 September, saat Linux 0.01 pertama kali dipublikasikan; Linus sendiri menganggap kedua tanggal itu valid.  Garis waktu singkat (1991 → 2025) […]

  • forward proxy vs reverse proxy
    En

    Forward Proxy vs Reverse Proxy: What’s the Difference, Really?

    • calendar_month Selasa, 2 Sep 2025
    • account_circle SaidWP - Blog
    • visibility 102
    • 0Komentar

    If you’ve ever tinkered with networks or just skimmed articles about servers, chances are you’ve bumped into the term proxy. The tricky part is: there are two kinds that often confuse people, forward proxy and reverse proxy. At first glance they sound similar, both act as a “middleman.” But how they work is actually very […]

  • 7 Tools Gratis Dunia Digital

    7 Tools Gratis yang Bikin Kamu Terlihat Profesional di Dunia Digital

    • calendar_month Selasa, 15 Apr 2025
    • account_circle Groknesia - Casual
    • visibility 340
    • 0Komentar

    7 Tools Gratis yang Bikin Kamu Terlihat Profesional di Dunia Digital 7 Tools Gratis Dunia Digital – Di era serba digital, kemampuan untuk tampil profesional bukan lagi soal punya tim atau kantor besar. Dengan alat (tools) yang tepat, kamu bisa terlihat pro hanya dengan laptop dan koneksi internet. Artikel ini akan membahas 7 tools gratis […]

expand_less