Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Tech & Trends » CVE Program Crisis 2025: Drama Pendanaan, Yayasan Baru, dan Peran Trump-Musk

CVE Program Crisis 2025: Drama Pendanaan, Yayasan Baru, dan Peran Trump-Musk

  • account_circle Groknesia - Tech
  • calendar_month Jumat, 18 Apr 2025
  • visibility 435
  • comment 0 komentar

CVE Program Crisis 2025 Mengguncang Dunia Cybersecurity

Di bulan April 2025, dunia keamanan siber (cybersecurity) dikejutkan dengan drama besar: CVE Program Crisis. Program Common Vulnerabilities and Exposures (CVE), yang selama 25 tahun menjadi tulang punggung pelacakan kerentanan global, nyaris kolaps karena kontrak pendanaan MITRE dengan pemerintah AS berakhir.

Situasi ini memunculkan berbagai reaksi, dari kepanikan komunitas tech hingga munculnya Yayasan CVE sebagai penyelamat. Belum lagi, kebijakan pemotongan anggaran ala Trump dan peran Elon Musk melalui inisiatif DOGE ikut jadi sorotan. Apa yang sebenarnya terjadi? Yuk, kita bahas tuntas dalam artikel ini!

Apa Itu CVE Program dan Peran MITRE?

Buat yang belum tahu, CVE Program adalah “kamus” global untuk kerentanan keamanan siber. Setiap kerentanan yang ditemukan diberi ID unik (misalnya CVE-2025-1234), yang membantu tim IT, vendor, dan peneliti untuk berkomunikasi dan menangani ancaman secara efisien. Program ini lahir tahun 1999 dan dikelola oleh MITRE, sebuah organisasi nirlaba di AS yang fokus pada penelitian teknologi dan keamanan siber. MITRE bekerja sama dengan Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (CISA) di bawah Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) untuk mendanai dan mengoperasikan CVE.

CVE itu ibarat “Dewey Decimal System” untuk cybersecurity—tanpa ini, kita kehilangan bahasa standar untuk membahas kerentanan. Bayangkan kalau tiba-tiba semua kamus di dunia hilang; chaos, kan? Nah, CVE punya peran serupa untuk menjaga ekosistem keamanan siber tetap teratur.

Awal Mula CVE Program Crisis: Kontrak MITRE Berakhir

Krisis ini dimulai pada 15 April 2025, ketika @0xTib3rius membagikan surat dari Yosry Barsoum, Wakil Presiden MITRE, yang memperingatkan bahwa kontrak pendanaan CVE akan berakhir pada 16 April 2025.

Surat itu menyebutkan dampak serius jika pendanaan berhenti:

  • Tidak ada CVE ID baru untuk kerentanan yang ditemukan.
  • Database kerentanan nasional (seperti NVD) akan terdegradasi.
  • Peringatan ancaman dan respons insiden jadi lambat, yang bisa membahayakan infrastruktur kritis seperti rumah sakit atau jaringan listrik.

Kabar ini langsung bikin heboh komunitas tech. @TheHackersNews menyebutnya sebagai “Critical Alert”, sementara @vxunderground bahkan buru-buru mengarsipkan database CVE di GitHub sebagai cadangan, takut data bakal “lenyap seperti abu”. Reaksi ini wajar, karena CVE adalah jantung dari banyak alat keamanan siber, mulai dari vulnerability scanner hingga firewall.

Peran Kebijakan Trump dan Elon Musk dalam CVE Program Crisis

Nah, kenapa kontrak ini tiba-tiba berakhir? Ternyata, ini ada kaitannya dengan kebijakan administrasi Trump di 2025. Trump, yang kembali berkuasa, mendorong pemotongan anggaran federal besar-besaran untuk mengurangi peran pemerintah (small government). Salah satu yang terdampak adalah CISA, yang mendanai CVE. Disebutkan bahwa CISA mengalami pemotongan anggaran hingga 40% stafnya terancam dipecat.

Di balik kebijakan ini, ada nama Elon Musk yang ikut jadi sorotan. Musk memimpin inisiatif Department of Government Efficiency (DOGE), yang bertujuan meningkatkan efisiensi pemerintah dengan memangkas biaya. DOGE jadi salah satu “otak” di balik pemotongan anggaran CISA, yang akhirnya mengancam kelanjutan CVE. Komunitas tech di X ramai mengkritik kebijakan ini— @boomslang bahkan menyebut DOGE sebagai “badut” yang membahayakan keamanan siber.

CISA Intervensi: Pendanaan CVE Diperpanjang 11 Bulan

Di tengah kepanikan, CISA akhirnya angkat bicara. Pada 16 April 2025, @CISAgov mengumumkan bahwa mereka telah memperpanjang kontrak pendanaan CVE selama 11 bulan. Dalam tweet resminya, mereka menyebut:

“Program CVE sangat berharga bagi komunitas siber dan prioritas CISA. Tadi malam, kami mengeksekusi periode opsi pada kontrak untuk memastikan tidak ada jeda dalam layanan CVE yang kritis.”

Langkah ini bikin komunitas tech bernapas lega, tapi juga memicu diskusi baru. Perpanjangan 11 bulan hanyalah solusi sementara—setelah itu, apa?

@Crazy__Ginger menyebut situasi ini “tidak dapat diterima” untuk negara sekelas AS yang seharusnya jadi pemimpin global dalam keamanan siber.

Yayasan CVE Muncul: Solusi atau Kontroversi Baru?

CVE Program Crisis

Di hari yang sama, @0xTib3rius membagikan pengumuman lain: peluncuran CVE Foundation. Yayasan ini dibentuk oleh sekelompok anggota veteran Dewan CVE, seperti Kent Landfield, untuk mengamankan masa depan CVE dengan menjadikannya entitas nirlaba independen. Tujuannya jelas:

  • Mengurangi ketergantungan pada pendanaan pemerintah AS.
  • Memastikan CVE tetap jadi sumber daya global yang tepercaya.
  • Melibatkan komunitas internasional dalam pengelolaan CVE.

Namun, @0xTib3rius menambahkan catatan bahwa ini bukan tindakan resmi Dewan CVE, melainkan aksi “kelompok yang bertindak sendiri” (rogue group). Hal ini memicu reaksi beragam:

  • @zackoch mempertanyakan kesiapan yayasan, karena domain situs mereka baru didaftarkan sehari sebelumnya.
  • @KyngoNet menyoroti bahwa situs Yayasan CVE hanyalah situs Google sederhana, yang terlihat kurang profesional.
  • @HackingButLegal justru mendukung inisiatif ini sebagai langkah positif.

Meskipun ada kontroversi, Yayasan CVE menunjukkan bahwa komunitas tech mulai mencari solusi jangka panjang untuk CVE Program Crisis ini.

Implikasi CVE Program Crisis untuk Komunitas Tech

Krisis ini membuka mata kita tentang beberapa hal penting:

  1. Ketergantungan pada Pemerintah Tunggal Itu Riskan
    CVE selama ini bergantung pada pendanaan CISA, yang ternyata rapuh di tengah perubahan politik seperti kebijakan Trump. Yayasan CVE bisa jadi langkah awal menuju model yang lebih terdesentralisasi.
  2. Dampak pada Infrastruktur Kritis
    Tanpa CVE, respons terhadap ancaman siber akan melambat, yang membahayakan infrastruktur kritis seperti jaringan listrik atau sistem kesehatan. Ini bukan cuma masalah tech, tapi juga keamanan nasional.
  3. Peran Sektor Swasta dan Komunitas Global
    Banyak yang menyarankan agar sektor swasta (misalnya vendor perangkat lunak) ikut mendanai CVE, atau komunitas global dilibatkan lebih aktif.
    @Nevada Redneck bahkan usul biaya $1.000 per CVE dibebankan ke vendor.

Apa yang Harus Dilakukan Komunitas Tech?

Buat kamu yang aktif di komunitas tech, berikut langkah yang bisa diambil:

  • Diversifikasi Sumber Data: Jangan cuma mengandalkan CVE. Pantau sumber lain seperti CISA Known Exploited Vulnerabilities atau laporan vendor.
  • Dukung Inisiatif Komunitas: Yayasan CVE membuka peluang kolaborasi global—ini saatnya komunitas tech ikut berkontribusi.
  • Advokasi untuk Model Baru: Dorong model pendanaan yang lebih berkelanjutan, misalnya melibatkan sektor swasta atau organisasi internasional.

Kesimpulan: CVE Program Crisis Sebagai Wake-Up Call

CVE Program Crisis 2025 adalah pengingat keras bahwa bahkan infrastruktur keamanan siber paling kritis pun bisa rapuh. Meskipun CISA berhasil memperpanjang pendanaan sementara, munculnya Yayasan CVE menunjukkan perlunya solusi jangka panjang yang independen dari politik pemerintah. Kebijakan Trump dan peran Musk melalui DOGE juga jadi pengingat bahwa faktor eksternal seperti anggaran pemerintah bisa memengaruhi keamanan siber global.

Buat komunitas tech, ini saatnya kita bersatu—baik untuk mendukung inisiatif seperti Yayasan CVE, maupun untuk mendorong model baru yang lebih tahan banting. Bagaimana menurutmu? Share pendapatmu di kolom komentar atau bawa diskusi ini ke komunitas tech-mu! 

Jangan lupa follow Groknesia untuk update terbaru seputar cybersecurity, teknologi, dan tren digital lainnya. Share artikel ini ke komunitas tech-mu agar lebih banyak yang aware soal CVE Program Crisis!

 

Sumber:

  1. Gambar utama: thehackernews.com, gambar kedua: cybernews.com
  2. Post x: @0xTib3rius , @0xTib3rius , @CISAgov
  3. thehackernews.com: U.S. Govt. Funding for MITRE’s CVE Ends April 16, Cybersecurity Community on Alert
  4. cybernews.com: Screw gov’t funding, we’re going nonprofit, CVE Board declares after database debacle
  5. cybersecuritynews.com: CVE Foundation Launched To Ensure Long-term Vulnerability Tracking
  6. reuters.com: In last-minute reversal, US agency extends support for cyber vulnerability database
  7. krebsonsecurity: Funding Expires for Key Cyber Vulnerability Database
  8. forbes.com: CVE Program Funding Reinstated—What It Means And What To Do Next

 

 

  • Penulis: Groknesia - Tech

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi


Rekomendasi Untuk Anda

  • harga domain .com

    Kenapa Harga Domain .com di Indonesia Lebih Mahal?

    • calendar_month Kamis, 7 Agt 2025
    • account_circle SaidWP - Blog
    • visibility 1.113
    • 0Komentar

    Waktu itu saya lagi bantu teman renew domain miliknya. Biasa, .com. Harganya? Rp212.100, lengkap sama PPN. Saya diam sejenak, terus iseng buka Cloudflare Registrar. Lah kok…$10.44?! Flat? Termasuk renewal, transfer, daftar baru — semua?! Di kurs saat itu, ya sekitar Rp 171.000-an. Selisih Rp 40.000 lebih, bro. Dan ini bukan promo first year doang, tapi […]

  • BillionMail v4.6

    Update BillionMail v4.6: API Docs & Fast Validation

    • calendar_month Selasa, 30 Sep 2025
    • account_circle SaidWP - Blog
    • visibility 481
    • 0Komentar

    Setelah rilis v4.5 yang membawa fitur bulk email, optimasi core, dan analitik kontak lebih baik, kini BillionMail kembali hadir dengan update terbaru. Melalui BillionMail v4.6, fokus utama ada pada peningkatan untuk developer, fleksibilitas data, serta performa validasi email. Mari kita bedah satu per satu. Fitur Baru API Documentation Buat para developer, sekarang nggak perlu lagi […]

  • Cara Menggunakan BillionMail 7:02 Play Button

    Cara Menggunakan BillionMail di VPS: Panduan Lengkap Setup Domain, Mailbox, hingga SMTP Relay

    • calendar_month Jumat, 30 Mei 2025
    • account_circle SaidWP - Blog
    • visibility 393
    • 0Komentar

    BillionMail adalah solusi self-hosted email server modern yang dirancang untuk memberikan kontrol penuh atas email marketing Anda. Jika Anda sudah berhasil menginstalnya di VPS (seperti pada tutorial sebelumnya), kini saatnya mempelajari cara menggunakannya secara optimal. Dalam panduan Cara Menggunakan BillionMail ini, kita akan membahas langkah demi langkah mulai dari menambahkan domain hingga mengelola SMTP Relay […]

  • 7 keunggulan WordPress

    7 Keunggulan WordPress yang Membuatnya Menjadi CMS Terbaik

    • calendar_month Jumat, 3 Jan 2025
    • account_circle SaidWP - Post
    • visibility 367
    • 0Komentar

    Temukan 7 keunggulan WordPress yang membuatnya menjadi CMS terbaik di dunia.

  • BillionMail v3.2 4:16 Play Button

    Update BillionMail v3.2: Fitur Baru, Lebih Pintar, Lebih Praktis!

    • calendar_month Sabtu, 12 Jul 2025
    • account_circle SaidWP - Blog
    • visibility 657
    • 0Komentar

    BillionMail v3.2: Fitur Baru, Lebih Pintar, Lebih Praktis! Kalau kamu sempat ngikutin update sebelumnya dari BillionMail v2.2 (yang udah aku bahas panjang lebar di sini), kamu pasti sadar betapa seriusnya tim pengembang dalam membangun sistem email open-source yang andal, aman, dan gampang diatur. Nah, setelah skip beberapa versi (v3.0 dan v3.1), akhirnya kita masuk ke […]

  • How to Manage WordPress Using Jetpack

    4 Step: How to Manage WordPress Using Jetpack

    • calendar_month Jumat, 22 Nov 2024
    • account_circle SaidWP - Post
    • visibility 539
    • 0Komentar

    WordPress adalah platform CMS (Content Management System) paling populer di dunia.

expand_less