Kenapa Harga Domain .com di Indonesia Lebih Mahal?
- account_circle SaidWP - Blog
- calendar_month Kamis, 7 Agt 2025
- visibility 483
- comment 0 komentar

Waktu itu saya lagi bantu teman renew domain miliknya. Biasa, .com. Harganya? Rp212.100, lengkap sama PPN.
Saya diam sejenak, terus iseng buka Cloudflare Registrar.
Lah kok…
$10.44?! Flat? Termasuk renewal, transfer, daftar baru — semua?!
Di kurs saat itu, ya sekitar Rp 171.000-an. Selisih Rp 40.000 lebih, bro. Dan ini bukan promo first year doang, tapi flat rate selamanya.
Nah, dari situlah kegelisahan ini muncul.
Kenapa harga domain .com di Indonesia mahal banget, sih? Apa iya karena pajak doang? Atau provider lokal ngasih margin berlebih? Atau ini gue aja yang kudet?
Kenapa Harga Lokal Bisa Semahal Itu?
a. Harga Dasar Registry + PPN
Harga pokok .com dari Verisign + ICANN sekitar US$8.75.
Namun provider lokal yang telah menjadi PKP (Pengusaha Kena Pajak) wajib menambahkan PPN 11%, sesuai regulasi yang masih berlaku hingga saat ini. Lihat penjelasan lengkapnya di:
b. Pajak Domain dan Masa Transisi
Meski UU HPP menyebutkan potensi kenaikan ke 12%, tarif 11% masih berlaku hingga 31 Maret 2025 karena masa transisi yang diatur pemerintah:
Tabel Perbandingan Harga: Lokal vs Lokal
(Semua harga renewal .com per Juli 2025, sudah inklusif PPN)
Registrar Indonesia | Harga Renewal .com |
Depodomain | Rp 178.000 |
Rumahweb | Rp 210.900 |
Exabytes | Rp 222.000 |
Domainesia | Rp 231.990 |
Idwebhost | Rp 233.100 |
📌 Data dari Depodomain per Juli 2025. Baca disini
Tabel Harga Internasional: Flat & Low Cost
Registrar Internasional | Harga .com Renewal (USD) | Estimasi Biaya (Rp, kurs 16.390) |
Cloudflare | $10.44 flat | ~ Rp171.000 |
Spaceship / Porkbun* | ~$10.18–$10.44 | ~ Rp167.000–171.000 |
*Harga akurat per Agustus 2025. Biaya internasional (payment fee, kartu) bisa berbeda-beda.
Perbedaan Utama: Strategi & Pajak
- Registrar internasional seperti Cloudflare menjual domain tanpa markup, dan tidak memungut PPN Indonesia.
- Registrar lokal wajib tambahkan PPN jika PKP, juga biasanya ada markup margin & biaya transaksi lokal.
Reseller atau non-PKP kadang tidak mencantumkan PPN per transaksi, karena sistem deposit reseller mencakupnya di awal. Cek skema Digital Registra sebagai contoh.
Fakta & Regulasi Pajak Terkini 🧾
- Tarif umum PPN masih 11% hingga akhir Maret 2025 meskipun ada rencana naik ke 12%.
- PMK 11/2025 menegaskan tarif digital non-mewah tetap 11%.
- Masa transisi diperbolehkan faktur tetap pakai tarif 11% agar tidak ganggu sistem bisnis yang sedang berjalan.
Lihat juga:
Kenapa Bisa Bikin Frustrasi?
Kamu merasa dirugikan karena selama ini bayar lebih mahal dibanding orang luar, belum dapat invoice sah ke pelanggan (jika kamu PKP), dan merasa layanan tambahan seperti support lokal nggak sebanding dengan biaya.
Jadi, Kita Harus Pilih yang Mana?

Kalau kamu tanya saya:
“Said, gue mending beli domain lokal atau luar ya?”
Jawabannya: tergantung kebutuhanmu.
Butuh invoice resmi? Pilih registrar lokal yang PKP dan terbitkan e‑Faktur.
Butuh domain murah tanpa PPN? Pilih yang non-PKP (jika tidak butuh invoice) atau pakai registrar luar seperti Cloudflare.
Hemat + resmi? Depodomain saat ini salah satu termurah di Indonesia, dan PKP.
Kelola banyak domain? Pertimbangkan strategi split antara lokal dan internasional sesuai kebutuhan tiap domain.
Penutup
Tulisan ini hadir dari kegelisahan banyak pengguna yang merasa harga domain lokal terlalu mahal tanpa alasan mutlak, sementara provider luar tetap murah dan transparan.
Semoga ini bisa jadi pencerahan untuk strategi pengelolaan website atau bisnis digital di era sekarang.
Butuh bantuan setup server, atau maintenance server WordPress & email VPS?
- Penulis: SaidWP - Blog
Saat ini belum ada komentar